Batik adalah doa yang diekspresikan berupa simbol-simbol gambar di atas sebuah kain. Membatik, sebenarnya hampir sama dengan bermeditasi, karena orang membatik di masa lalu, hasil kainnya digunakan untuk ritual dan permohonan pada Tuhan. Batik bukan hanya sebuah kain bercorak tapi merupakan gambaran filosofi kehidupan dan siklus yang terjadi di dalamnya.
Terbukti bahwa batik adalah warisan tradisional asli Indonesia, mendasari pentingnya masyarakat mengetahui lebih banyak lagi tentang batik. Dari memahami perbedaan batik tulis, batik cap, dan kain print yang hanya menggunakan ragam motif batik, sampai melihat perempuan-perempuan yang hidupnya disedikasikan untuk pembuatan kain-kain yang kerap kita gunakan sebagai salah satu identitas bangsa. Film ini akan mengajak penonton ke Pekalongan, Cirebon, Jogja, Solo, Lasem, dan Madura sebagai simpul-simpul daerah penghasil batik yang utama di Indonesia.
Pernahkah terlintas dalam pikiran kita bahwa di balik kain dan busana batik yang kita pakai, terdapat mata rantai kehidupan yang penuh kesetiaan dan dedikasi dari para pembuatnya? Dalam menyelesaikan satu kain batik tulis, diperlukan proses berbulan-bulan, bahkan ada yang sampai dua tahun. Setiap titik ditorehkan dengan malam, setiap warna diresapi dengan penuh kehati-hatian, energi yang menempel pada kain-kain ini pun memiliki rasa tersendiri.
Indonesia memiliki kekayaan motif batik yang tak ada habisnya. Motif-motif tercipta dari alam setiap daerah, gaya hidupnya, serta filosofi tradisinya. Namun, mampukah motif-motif ini bertahan dan terus ditorehkan oleh para pembatik ini? Sementara di lain sisi, tanpa kita sadari, jumlah pembatik yang memiliki keahlian sangat halus dengan motif-motif rumit dan unik, sudah semakin menipis jumlahnya. Keahlian membatik hampir selalu tumbuh, karena pengaruh turun temurun. Dari nenek, ke anak, lalu ke cucu. Keterikatan mata rantai ini dilandasi oleh hal yang emosional sifatnya. Kasih sayang dan cintalah yang membuat karakter-karakter pembatik yang kita temui dalam film dapat bertahan hidup dengan terus berkarya. Film ini hanyalah salah satu ekspesi kasih sayang untuk mereka. Sehingga keberadaan kain batik dapat semakin dicintai di Indonesia.
BIOGRAFI SUTRADARA:
Nia Dinata telah memproduksi film-film berkualitas Internasional seperti Ca Bau Kan, Biola Tak Berdawai, Arisan!, Berbagi Suami, film antologi Perempuan Punya Cerita , Quickie Express! dan Madame X.
Pada Oktober 2006 mendirikan Kalyana Shira Foundation. Melalui karya layar lebar dan karya audio visual, Kalyana Shira Foundation ingin berkontribusi dalam memberikan informasi, menghidupkan media ekspresi bagi kaum perempuan, anak-anak dan kaum termarjinalkan yang masih belum mendapatkan tempat dalam film Indonesia secara umum. Proyek pertamanya adalah film antologi Perempuan Punya Cerita, kumpulan film pendek karya 4 sutradara perempuan. Kegiatan lainnya adalah membuat film dokumenter Pertaruhan tahun 2009 dan Working Girls tahun 2010 hasil karya sutradara muda berbakat yang telah melalui pelatihan oleh Nia Dinata di workshop 'Project Change!’.
Tahun ini Nia Dinata selain memproduksi film dokumenter Batik Our Love Story, juga memproduksi film musikal anak-anak Langit Biru yang akan ditayangkan pada 17 November dan kembali menyutradarai sekuel film Arisan! 2 yang yang akan ditayangkan pada 1 Desember 2011.
CATATAN PRODUSER:
Tahun 2009 ratifikasi Batik sebagai national Heritage oleh UNESCO, disambut segenap masyarakat Indonesia dengan gempita dan bersemangat.
Sekali lagi demam Batik melanda kita kali ini dengan dahsyat, namun dibalik semangat kita melestarikan Batik, medium pendidikan Batik dalam format audivisual hampir tidak ada. Karenanya Kalyana Shira Films dan Kalyana Shira Foundation menyambut hangat tawaran Kao untuk pembuatan Dokumenter Batik, Our Love Story. Film ini meliput pengrajin, keunikan dan sejarah Batik di Madura, Lasem, Jogja, Solo, Pekalongan dan Cirebon.
Film dokumenter Batik, Our Love Story diharapkan menjadi informasi yang meningkatkan apresiasi masyarakat nasional dan internasional terhadap pengrajin Batik dan Batik sebagai karya seni.
TENTANG KAO INDONESIA:
Kao Indonesia memiliki prinsip GENBA – yaitu suatu proses untuk melihat, mendengar dan memahami secara langsung kehidupan konsumen Indonesia – telah menghasilkan suatu produk khusus yang dibuat untuk Batik dan Masyarakat Indonesia. Produk itu adalah Attack Batik Cleaner
yang mana dari Genba yang dilakukan, KAO melihat bahwa batik ada di hati masyarakat Indonesia. Di mana mereka mencintai dan bangga akan Batik Indonesia tetapi juga khawatir bagaimana dapat merawat serta mencuci Batik tersebut.
Oleh karenanya, hal tersebut menginspirasi KAO untuk menciptakan inovasi baru yaitu cara modern, praktis dan lembut untuk mencuci sekaligus merawat serta menjaga Batik & warnanya agar awet dan tidak pudar. Dan tahun 2010 lalu, KAO telah meluncurkan produk baru – ATTACK BATIK CLEANER – yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia dalam merawat dan menjaga Batik mereka dengan cara modern dan praktis.
CATATAN PRODUKSI:
Judul: Batik, Our Love Story
Genre: Documentary
Produksi: Kalyana Shira Films
Jl. Bunga Mawar no. 9, Cipete Utara
Jakarta 12410, Indonesia
021-7503223
www.kalyanashira.com email: This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it
Durasi: 70 minutes
Format: Digital
Sound: Stereo
Tahun Produksi: 2011
Lokasi Syuting: Jakarta, Cirebon, Pekalongan, Yogyakarta, Solo, Lasem, Madura
KRU FILM
Sutradara: Nia Dinata
Produser: Nia Dinata
Co-Producer: Vivian Idris
Periset: Ucu Agustin
Penulis: Ucu Agustin
DoP: Paul Kadarisman
M. Affan Diaz
Sound Recordist: Mohamad Revaldi
Loader: Purna Budi Sapta Aji
Asisten Produksi: Sandie Elisabeth Monteiro
Post Producer: Wahyu Ismanto
Offline Editor: Aline Jusria
Online Editor: Bernardes Salvano
Transcriber: Sali Anomsari
Pengarah Musik : Frans Martatko
Animator: Erickson Siregar
Sound Editor & Mixer: Dono Firman
KONTAK:
Kalyana Shira Foundation
Jl. Bunga Mawar No 9
Cipete Selatan, Jakarta 12410
Telp.: 021- 750 3223 / 750 3225
Fax.: 021-769 4318
www.kalyanashirafound.org
email : This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it
join facebook : Yayasan Kalyana Shira